Morotai, 28 Agustus 2025 – Universitas Pasifik Morotai (Unipas) melalui Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) terus memperkuat komitmennya dalam mengembangkan pendidikan tinggi yang adaptif, kontekstual, dan relevan dengan kebutuhan dunia kerja. Komitmen ini diwujudkan melalui pendekatan Outcome Based Education (OBE), sebuah paradigma pembelajaran yang menitikberatkan pada capaian hasil belajar yang terukur, berbasis kompetensi, dan berorientasi masa depan.
Sebagai bagian dari strategi penguatan tersebut, FKIP Unipas menyelenggarakan lokakarya penguatan bersama stakeholder kurikulum OBE yang berlangsung di Aula FKIP (28/8). Kegiatan ini menjadi langkah strategis dalam menyiapkan kurikulum berbasis kebutuhan daerah, dengan melibatkan dosen, praktisi pendidikan, sekolah mitra, dan alumni dalam satu ekosistem kolaboratif. Tujuannya jelas: membangun kurikulum yang kontekstual, akuntabel, dan mampu mencetak lulusan yang kompeten dan siap kerja.
Lokakarya ini dipimpin oleh Dekan FKIP, Fahmi Djaguna, S.Pd, M.Pd, menegaskan bahwa pergeseran kebijakan nasional turut mendorong transformasi kurikulum di Unipas. “Kami sebelumnya mengacu pada Kurikulum Merdeka (2023–2024), namun seiring dinamika kebijakan, universitas harus mengadopsi pendekatan OBE. Ini adalah cara untuk memastikan bahwa pendidikan menghasilkan lulusan yang benar-benar dibutuhkan oleh dunia kerja,” jelas Fahmi.
Dalam lokakarya ini, FKIP menjalin kerja sama strategis dengan sejumlah sekolah binaan, yaitu SMP Negeri 1 Pulau Morotai, SD GMIH LOC Morotai, SMA Muhammadiyah 1 Pulau Morotai, dan MIN 2 Pulau Morotai. Selain itu, kerja sama ini juga melibatkan alumni FKIP dalam proses penyusunan kurikulum. Kolaborasi tersebut memperkuat sinergi antara dunia akademik dan praktik lapangan, menjadikan sekolah-sekolah mitra sebagai lokus pengembangan kompetensi mahasiswa, sekaligus memperluas peran alumni dalam evaluasi dan inovasi kurikulum.
Dukungan juga datang dari Stimulant Institute KREASI Morotai, yang berperan sebagai mitra ekosistem pendidikan dalam mendampingi proses implementasi OBE di satuan pendidikan. Keterlibatan berbagai pihak ini menjadi bagian dari upaya membangun jejaring yang solid untuk menjamin kualitas lulusan dan relevansi pendidikan terhadap tantangan zaman.
Secara reflektif, penguatan kapasitas stakeholder ini bukan sekadar agenda seremonial, tetapi merupakan langkah konkret Unipas dalam merancang pendidikan yang visioner. Melalui penyusunan dokumen OBE, Unipas kini memiliki kerangka kerja yang sistematis untuk merancang proses pembelajaran yang berbasis capaian, dengan standar yang terukur dan berbasis kebutuhan riil dunia kerja.
Hasil yang diharapkan dari kegiatan ini adalah tersusunnya dokumen kurikulum OBE yang selaras dengan visi-misi universitas, fakultas, dan program studi. Lebih dari itu, Unipas menargetkan terciptanya lulusan yang tidak hanya memiliki pengetahuan akademik, tetapi juga keterampilan dan sikap profesional yang mampu menjawab tantangan global dan lokal secara nyata. (SI/Red)